Pendakian Semeru dan Tour 4 Misi

Alhamdulillah, setelah bergelut dengan debu-debu Semeru, kini dapat kutatap lagi rumahku yang mungil. Enam hari meninggalkannya, terasa sebuah kerinduan mendalam, apalagi dengan isinya. Lalu, apa sebenarnya yang kucari?


Memang bagi sebagian orang, mendaki adalah kegiatan aneh yang hanya buang-buang uang. Benarkah? Semua terserah sobat. Subyektifitas menentukan. Tapi setidaknya, ada beberapa misi pada pendakianku ini:

Misi Pertama: Obat kerinduan
Ya, setelah hampir 2 tahun bercengkerama dengan diktat dan jurnal-jurnal kuliah di kota besar, kerinduan untuk menjejakkan kaki di alam bebas terasa sangat dalam. Lebatnya rumput ilalang, suara angin berhembus di sela-sela cemara, dan bau belerang yang khas seolah menjadi ramuan yang mampu membawaku kepada sebuah kepuasan batin akan keindahan alam ciptaan-Nya. 

Hobby? Tepat sekali. Mungkin karena itulah, kurela berjalan belasan jam hanya untuk meraih indahnya Mahameru, sebuah puncak yang selalu akan membawa kenangan dalam benak setiap pendaki. Meski harus bangun jam 1 pagi dan berjalan di kegelapan, indahnya pemandangan puncak selalu membuatku bersyukur bahwa manusia sungguh kecil, tak layak untuk berbangga diri.

Misi kedua: Program pengecilan perut
Kadang geli juga jika teringat berat badanku yang naik hampir 8 kilo selama kuliah. Beratnya materi kuliah ternyata justru membuatku doyan makan, tidur apalagi, hahahha. So, pendakian ini menjadi sebuah proses pembentukan kembali tubuh kecilku seperti yang dulu. 

Meski tak sepenuhnya jelek, gemuk bukanlah pilihanku. Sepertinya memang kuharus berjuang lagi untuk tetap slim fit, setipis LED TV yang belum sempat aku bawa pulang dari kos lamaku di Depok, hahahha.  

Misi ketiga: Uji kualitas sepatu lokal
Beberapa hari sebelum pendakian, sebuah iklan tak sengaja kuliat di layar lappy jadulku. Sebuah sepatu trekking dengan merk yang sangat baru bagiku, SNTA. Bercermin dari pengalamanku dengan sepatu merk favorit yang ternyata jebol hanya dalam 2x pencucian, kucoba tuk membuktikan kualitas SNTA dan berbagi opiniku kepada sobat semua. 

Harga lokal kualitas internasional, itulah kesan pertamaku setelah menjajal sepatu ini mengarungi belantara Semeru dan dinginnya Mahameru. Desain yang sangat kusuka dan harga yang sangat bersahabat membuatku terpesona. Jadi secara umum, SNTA shoes are recommended! Must-have!

Misi keempat: Cari Uang tentunya
Mendaki bagiku saat ini bukan sekedar menjalani hobby. Alhamdulillah, pengalaman membawa tamu selama 13 tahun terakhir membuat perjalananku ke Semeru kali ini bukan hanya gratis, tapi lengkap dengan uang saku. Lumayan untuk meremajakan beberapa perlengkapan gunungku yang sudah mulai usang. Pendaki matre? Terserah opini sobat ya, heheheh.


Berapa besarnya? Rahasia ya, tanyakan saja pada guide trekking lainnya. Berapapun besarnya, Alhamdulillah, semua akan ada maknanya jika kita selalu bersyukur pada rizki yang diberikan-Nya. 

Ok sobat, inget ya:

Take nothing but picture
Kill nothing but time
Leave nothing but footprint
Bring nothing but memory

Salam rimba!!!

Kategori:

3 komentar:

  1. Salam rimba, Jid...
    mantabs... marai pengen... menjejak dan mencium bau ilalang... aahh, Nusantara...

    BalasHapus
  2. bocah gundul. tapi sik gundul ki apane THo?

    BalasHapus
  3. Belum kesampaian kesini. Baru gunung lawu yang sempat kedaki.

    BalasHapus