Seiring
arus globalisasi melanda dunia, fenomena celana pendek di kalangan remaja kita
semakin memprihatinkan, bukan hanya dalam hal kualitas, namun juga
kuantitasnya. Tidak tanggung-tanggung, dengan dalih mengikuti trend, banyak
remaja sangat pede dan menikmati berbusana minim sebagai bagian dari gaya hidup
modern.
Tengoklah
ketika beberapa dekade yang lalu, kita masih mendengar seorang bapak menasehati
puterinya untuk mengenakan pakaian yang sopan, termasuk tidak mengenakan celana
pendek ketika menerima tamu di rumah. Dengan alasan nilai kesopanan tersebut,
seorang bapak kadang tidak memperbolehkan sama sekali anak gadisnya mengenakan celana pendek, bahkan ketika di rumah sekalipun.
Fenomena
tersebut saat ini hanya menjadi sebuah kenangan. Bahkan orang tua pun mulai
tidak mempersoalkan pakaian yang dikenakan puterinya. Alhasil, banyak remaja
puteri saat ini yang seolah bangga jika keluar dengan celana pendek. Tanpa
teguran orang tua ataupun sanak saudara, kebebasan tersebut seolah menjadi
legalitas mereka untuk memamerkan anggota tubuhnya.
Tidak
hanya itu, dengan kebebasan itu pula, seolah celana pendek menjadi sebuah hal
lumrah sehingga para remaja tersebut tidak lagi risih atau ragu-ragu untuk
mengenakannya, bahkan di tempat-tempat umum. Inilah potret sebuah realita gaya
hidup yang bertopeng globalisasi. Trend dunia menjadi sebuah pedoman gaya hidup
bagi remaja masa kini.
Ironisnya,
fenomena celana pendek di kalangan remaja tersebut tidak hanya terjadi akibat pesatnya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan remaja untuk
mengakses trend-trend dunia saat ini, namun juga karena lemahnya pengawasan
serta ketidakpedulian lingkungan terhadap dampak dari gaya hidup seperti itu. Alih-alih
mengikuti arus globalisasi, ternyata para remaja justru menjadi mangsa dari
globalisasi itu sendiri. Sungguh sangat memprihatinkan.
memang memprihatinkan bro, seolah mereka malah bangga jika bepergian mengenakan celana pendek.
BalasHapustapi untuk kaum adam, ini sebuah fenomena yang sungguh luar biasa, hehe
@Dwi Gunungkidul: Wekekekekek, berarti setuju ato tidak tuh? Anyway, makasih dah mampir Bro..Sukses selalu..
BalasHapusafwan mnt izin copy bro,.... ajib ngt artikelnya
BalasHapus@Afwan: Monggo silahkah jika bermanfaat..Trism dah mampir Sob...
BalasHapusmemang memprihatinkan,,,,bukan hanya di kalangan remaja, namun di kalangan orang tua, hal ini juga merebak bagaikan jamur di musim hujan. Alhasil coba kita prediksikan 10 tahun kedepan, jika oang tua sudah tidak menghiraukan mengenai apa yang mereka pakai....jangan salahkan jika anak turunnya nanti lebih dari setengah telanjang berkeliaran kesana kemari....
BalasHapus@Mas: Wah, balik ke jaman pra sejarah tuh jadinya? hmmm, dunia akan kembali ke titik nol lagi Gan...
BalasHapus